Pada bait-bait derap langkah waktu yang kaku
Ku gantungkan pupusnya asaku
Mengikuti simfoni kematian menyayat badan
menguliti daging-daging menjadi tulang belulang
Kapan angin kan membawa pergi jiwa yang mati???!
Yang menyesakkan bumi diburu sunyinya sepi
Kapan?
Kapan, kapan lagi??
Rindu yang kaku telah merajai jiwa
Menghadirkan deretan-deretan masa lalu
pada mistar datar
pada tiap-tiap senti angka-angka kelam
Menyajikan ukuran-ukuran yang semakin jauh semakin besar
Aku mati,aku mati,aku mati
Bumi telah menjadi api
Berkobar-kobar membakar jiwa gersang
Dan tak kan pernah pasang
Hidupku mati, karena Mu aku mati
16 November 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar