Ucapan
Selasa, 16 Desember 2014
Ulasan Kumpulan Drama
Ulasan Kumpulan Cerpen
Ulasan Kumpulan Cerpen
Selasa, 25 November 2014
Cerita Bersambung
Minggu, 23 November 2014
Jenis - jenis Keterangan dalam Kalimat Bahasa Indonesia
Sampai desa kami kebanjiran
2. Keterangan Sebab
Karena mendapat hadiah
3. Keterangan Alasan
Dengan pertimbangan kemudahannya
4. Keterangan Jangkauan
Sampai ke Yogyakarta
5. Keterangan Tujuan
Agar pandai
6. Keterangan Jangkauan
Sampai ke Yogyakarta
7. Keterangan Jarak
Sejauh lima kilo meter
8. Keterangan Sasaran/Penerima
Kepada saya
9. Keterangan pengecualian
Kecuali Tessa
10. Keterangan Pewatas atau Penjelas
Saya menceritakannya lebih jauh lagi
11. Keterangan Syarat
Jika mendapat undangan
12. Keterangan Waktu
Sampai di Jakarta pukul tiga pagi
13. Keterangan Sumber/Asal
Terbuat dari bambu
14. Keterangan Perbandingan
Mirip seperti ayahnya
15. Keterangan Alat
dengan pisau
16. Keterangan jumlah
Sebanyak Dua kali
17. Keterangan Cara
Berjalan dengan hati-hati
18. Keterangan Penyerta
Bersama ayah
19. Keterangan Perlawanan/Pertentangan
Meskipun hujan turun lebat
20. Keterangan Frekuensi
Selama tiga hari berturut-turut
"Monyong" Judul yang dipaksakan.
Minggu, 16 November 2014
PadaMu
Pada bait-bait derap langkah waktu yang kaku
Ku gantungkan pupusnya asaku
Mengikuti simfoni kematian menyayat badan
menguliti daging-daging menjadi tulang belulang
Kapan angin kan membawa pergi jiwa yang mati???!
Yang menyesakkan bumi diburu sunyinya sepi
Kapan?
Kapan, kapan lagi??
Rindu yang kaku telah merajai jiwa
Menghadirkan deretan-deretan masa lalu
pada mistar datar
pada tiap-tiap senti angka-angka kelam
Menyajikan ukuran-ukuran yang semakin jauh semakin besar
Aku mati,aku mati,aku mati
Bumi telah menjadi api
Berkobar-kobar membakar jiwa gersang
Dan tak kan pernah pasang
Hidupku mati, karena Mu aku mati
16 November 2014.
Selasa, 11 November 2014
Lubang Hitam
Senin, 10 November 2014
Secangkir kopi pahit
10-11-12
Aku melepaskan apa yang aku butuhkan tanpa tahu akankah mendapat yang lebih baik atau justru sebaliknya. Mungkin aku ambisius atau entah karena emosi.
Ya anak muda memang biasa jatuh bangun jatuh lagi gak bangun-bangun gara-gara masalah sepele yaitu CINTA. Biasanya sih sebagian besar udah nyiapin cadangan atau barang baru dulu buat siap-siap jadi tameng galau kalau istana pasir cantil dan megah yang udah dibangun susah payah tiba-tiba kena ombak padahal udah loe kira-kira jaraknya jauh banget dari bibir pantai. Sialnya kali ini gue gak nyiapin itu, padahal banyak calon di depan mata haha ibaratnya kalau di pantai kaya nyari pasir, loe merem aja ketemu, loe gk gerak ketiup angin nempel sendiri di kulit loe.
Tapi gak tau kenapa yang ini lain, lain gimana susah juga dijelasin. Biasa perasaan emang lebih indah kalau dirasakan kalau diomongin jadi gagu susah milih kata-kata. Haha
Gitu juga waktu temen gue si "R" ngomong kalau anggep aja putus itu kayak minum kopi pahit awalnya sih gak enak tapi kalau dinikmatin bisa bikin kecanduan. Nah beda lagi sama pendapat gue yang notabene lagi merangkak move on putus itu kayak minum kopi susu tapi kopinya ilang jadi enek banget.
Tapi life must go on lah. Masih ada yang lebih manis di luar sana dari sisa secangkir kopi pahit yang nempel di lidah gue bekas semalem. Maklum 3cangkir. :D
Sabtu, 01 November 2014
Pesona Jingga Jiwa Mati
Menjamah pada titisan sang alam
Menunggu hujan kala kemarau
Menunggu pelangi kala surya menantang
Adakah masih ada yang sama
Bunga melati diantara mawar merah
Adakah masih ada yang sisa
Sebutir gula di cangkir teh yang kering
Ini kisah sang senja pada bias-bias jingga
menanti cantiknya rembulan
Akankah datang ke pangkuan?
Ini kisah sang fajar pada garis-garis nanar
menanti indahnya kejora
Akankah jumpa?
Dunia yang fana mencipta jarak abadi
Jadi saksi api-api rasa yang mati
Pada pangkal yang berkobar-kobar
Sedang ujung menyamar mati

